Suara
langkah sepatu terdengar dari kaki David, dia berjalan menuju lorong kelas di
kampusnya, dengan santai dia berjalan sembari mendengarkan lagu The Spirit Carries
On dari Dream Theater di balik had phone yang tersambung menancap dengan Mp3,
yang sedang ia genggam di tangan kanannya. tak lama kemudian, terdengar di
telinganya suara samar seorang Wanita tak asing memanggil, “David, tunggu aku !”
dia Jessica, teman sekelas David. Dia Wanita Tomboy energik penuh semangat,
dengan tas ransel out doornya dan
sepatu kets warna hitam putih itu, Dia berlari menghampiri David, lalu menepuk
pundaknya, “ayo kita sama-sama pergi ke kelas” David menyambut Jesicca dengan
ucapan itu sambil melepaskan Had Phonenya, lalu menggantungkan di leher. Dengan
irama nafas yang cepat, Jessica menganggukan kepala lalu berkata “ayo ! aku
kira sudah terlambat”
mereka
berjalan menelusuri lorong menuju kelas, setibanya di kelas, mereka duduk di
tempat duduk masing-masing, “apa kamu sudah sarapan ? jika belum, ambilah
sepotong roti ini” Jessica menawarkan roti gandum kepada David, dengan sigap
David mengambil roti itu dari tangan Jesicca, “kebetulan aku belum sarapan,
terima kasih Jes” Jessica adalah sahabat David, mereka bersama-sama dari
sekolah dasar, hingga bangku kuliah itu. David ialah seorang Laki-laki dengan
penuh imajinasi di kepalanya. Dia mempunyai impian untuk pergi ke bulan, dan
planet-planet lain di angkasa. Dia sering membaca buku-buku sejarah, dan
mendengarkan lagu-lagu Rock Progresive. Sedangkan jessica, Perempuan tomboy
keras kepala yang suka mendaki gunung, dan mendengarkan musik pop. Dia tidak
suka pergi ke salon seperti teman-teman sebayanya. Saat duduk di bangku SMA,
mereka sering pergi ke bukit belakang sekolah untuk melihat terbenamnya
matahari, dan banyak hal yang mereka lewati di dalam ikatan persahabatan itu.
Tak
terasa waktu jam kuliah telah lewat, suara burung pipit yang hinggap di salah
satu pohon terdengar di belakang kelas kampus. David bergegas ke perpustakaan
untuk mencari buku sejarah peradaban dunia, dia sangat suka cerita peradaban
Atlantis. Sejak kecil dia sering membaca artikel-artikel di internet tentang
misteri Atlantis. Di kamarnya terpampang lukisan atlantis buah hasil
imajinasinya. Setelah mencari-cari buku yang dia inginkan, akhirnya dia
menemukan buku itu, buku yang menceritakan Peradaban Dunia dari Zaman Yunani
Romawi hingga Zaman Modern. Dia duduk di kursi perpustakaan, lalu membaca buku
yang di temukannya. Dengan teliti dia membaca buku itu.
Cipratan air hujan membasahi jendela
perpustakaan, tak terasa David sudah 1 jam lebih berada di perpustakaan kampusnya
itu, dia menunggu hujan reda untuk pulang, saat melihat jam di tangannya
menunjukan pukul 15.23, dia ingat bahwa harus mengantar adiknya les piano.
Berjalan kaki dia menghampiri petugas perpustakan, lalu menyerahkan buku itu
untuk dia pinjam. Setelah memasukan buku itu ke dalam tasnya, David bergegas
berlari menuju area parkir sepeda motor di arah utara kampus. Dia mengeluarkan
kunci motor dari saku celananya, lalu menghidupkan motor itu. Suara kenalpot
bising memenuhi telinganya ketika menarik gas motor kesayangannya itu, ia
bergegas pulang ke rumah dengan cepat, agar adiknya tidak terlambat tiba di
tempat les piano.
Setibanya
di rumah, dia melihat adiknya sedang duduk di ruang tamu memeluk tas sambil menundukan
kepala, dia sedang menunggu David pulang “hai Diana, maap aku tadi terjebak
hujan” Basah kuyup seluruh tubuh David terguyur derasnya air hujan, mendengar
suara kakanya itu, Diana menenggakan kepala lalu melihat tubuh David basah
kuyup terkena air Hujan, Diana berlari dengan kaki kecilnya itu menuju loteng
rumah, “ini, keringkan kepalamu dengan handuk” Diana mengambil anduk kecil
untuk David, “terima kasih Diana, tunggu, aku ganti pakaian dulu” ketika
menunggu David ganti pakaian, Diana mendengar suara bel pintu rumah, dia
menghampiri pintu depan rumah lalu membukanya, “hai Diana, apakah kakakmu ada
di rumah ?” itu Jessica, dia menyapa Diana yang sedang menggendong tas kecil
berbentuk boneka beruang itu sambil membungkukkan badannya dengan tangan
memegang kudua lutut, “Dia sedang mengganti pakaian, dia basah kuyup terkena
air hujan ketika pulang dari kampus. Memangnya kamu tidak pulang bersama
kakakku ?” Diana menjawab pertanyaan Jessica dengan muka sedikit cemberut, karena
takut Jessica mengajak David bermain, sebab Diana ingin David mengantarkannya
les piano.
Suara
langkah kaki terdengar di telinga Diana dan Jessica, “hai ! kalian berdua
sedang apa disini ?” sapa David kepada Jessica dan Diana, “hai David, apa hari
ini kamu tidak kemana-mana ?” Jessica mengatakan itu sambil memutar-mutarkan
kunci sepeda motornya, “aku akan mengantar adikku les piano dulu sekarang,
memangnya kamu akan mengajakku kemana ?” jawab David kepada Jessica sambil
memakai kaos kaki putih itu, “aku akan mengajakmu ke bukit belakang sekolah SMA
kita untuk melihat gerhana bulan, aku baca berita di koran pagi tentang Gerhana
bulan itu” Diana melihat pembicaraan Jessica dan David dengan muka kesal,
pasalnya dia takut David tak mengantarkannya les piano, “kakak, ayo kita
berangkat, aku sudah telat !” dengan menarik tangan David, Diana mengingatkan agar
David mengantarnya pergi les piano, lalu david bergegas mengambil sepatunya,
“aku akan mengantarkan adikku pergi les piano dulu, aku nanti akan ke rumahmu”
David menepuk pundak Jessica sambil berjalan menghampiri sepeda motornya di
depan rumah. Tak lama David dan Diana pergi menuju tempat les piano itu.
“kakak,
antar aku kedalam, aku sudah telat” ucap Diana kepada David dengan muka manja,
david memegang tangan Diana untuk selanjutnya mengantarkan dia ke dalam ruang
les piano itu. Setibanya disana, guru
les piano Diana mengatakan sesuatu sambil tersenyum halus, “hai Diana cantik,
mari kesini, aku sudah menunggumu” guru les piano itu adalah seorang Wanita
berumur sekitar 40 tahun, dia bernama Bertha, sudah 6 bulan Diana belajar piano
pada dia. Setelah mengantar Diana les piano, David mengatakan sesuatu pada guru
piano itu, bahwa nanti sore Diana akan di jemput pulang oleh Ayahnya, guru
piano itu mengangguk sambil tersenyum lalu berkata “serahkan padaku, Diana akan
baik-baik saja bersamaku” David berlari menghampiri sepeda motornya yang di simpan
di depan tempat les piano itu, dan bergegas menuju rumah Jessica, dengan
kencangnya dia menarik gas motor itu di jalanan, setibanya di rumah Jessica,
David bergegas berlari ke kamar sahabatnya itu, karena kamar Jessica tak jauh
dari ruang tamu rumah, dan dia sudah terbiasa dari dulu bermain di rumah
Jessica, “hai jess, mari kita pergi ke bukit belakang SMA itu” sapa David
kepada Jessica membuat Jessica kaget, dengan mata terbuka lebar dan halis
terangkat penuh, Jessica melihat David yang datang tiba-tiba masuk ke kamarnya,
“kau membuatku kaget, hampir jatuh jantungku, nanti sesudah maghrib kita pergi
kesana” berkata Jessica sambil mengelus dada.
Sembari
menunggu maghrib tiba, David dan Jessica berbincang-bincang di teras depan
rumah tentang guru les piano Diana, adik dari David, “setiap melihat wajahnya,
aku merasa sedikit takut, seperti tadi ketika aku meninggalkan Diana disana,
aku melihat muka dia” ucap David saat melihat guru les piano itu, “memangnya
kenapa dengan ekspresi muka seperti itu ? banyak orang diluar sana seperti dia”
Jessica mengajak David untuk berfikir positif tentang guru wanita itu, “namun
aku merasakan ada hal yang aneh dalam dirinya” kembali David mengungkapkan
keluh kesah kecurigaan di hatinya tentang guru piano itu kepada Jessica, “ini
nona teh manis hangat dan jus jeruknya” tiba-tiba datang Maria, pembantu rumah
tangga di rumah Jessica, sebelum berbincang-bincang dengan David, Jessica pergi
ke dapur agar Maria membuatkan minuman untuk dia dan David, “oh ya, simpan saja
di meja, terima kasih Maria” Maria menaruh minuman itu di meja kecil yang
berada di teras rumah Jessica, lalu dia kembali ke dalam rumah untuk kembali
malanjutkan pekerjaan rumah.
Senja
semakin dekat, minuman yang di suguhkan Maria pun sudah setengahnya mereka
minum, burung-burung di udara berterbangan menguasai langit yang kian menggelap
menandakan senja yang kian menghampiri, angin sore meniup rambut Jessica yang
sebahu itu, “sebentar lagi waktu magrib tiba” Jessica berucap setelah menenggak
habis jus jeruk itu, dengan mengangkatkan kakinya ke atas meja dan memperbaiki
rambut yang terkena tiupan angin. Sambil menyeruput teh yang masih hangat itu
dan menganggukan kepala, David melihat jam di tangannya menunjukan pukul 17.40,
“mari kita bersiap untuk berangkat ke bukit belakang Sekolah” tak lama kemudian
maghrib pun tiba, Jessica pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah
waktu menunjukan pukul 18.20, mereka berdua berangkat menuju bukit belakang
Sekolah mereka dulu, mereka menggunakan bus kota sebagai sarana transportasi
kesana, sepeda motor mereka di simpan di rumah Jessica, dengan semangat yang
tinggi, Jessica berlari menuju halte bus di pinggir jalan dekat komplek
rumahnya itu, “tunggu aku !“ teriak David kepada Jessica, Jessica sampai
terlebih dahulu di halte bus kota itu, sambil melambaikan tangan dan tertawa
dia meledek David, “cepat ! yang menyukai bulan itu kamu, kenapa lamban !”
BERSAMBUNG
BERSAMBUNG
ConversionConversion EmoticonEmoticon